Seperti yang kita
ketahui, banyak pesan moral yang ada dalam kisah pewayangan seperti: Baratayuda, anoman
obong, baruklinthing, lahirnya wisanggeni dan lain-lain.
Mungkin kebanyakan
orang modern kurang memahami semua materi dan pesan moral yang terkandung dalam
kisah-kisah tersebut, namun ada satu kisah yang lumayan saya pahami dan saya
rasa sangat menarik untuk di kupas mengenai pesan moral nya yaitu; lakon lahirnya wisanggeni.
Atas desakan Durga,
Batara Guru pun memerintahkan agar Batara Brama
menceraikan Arjuna dan Dresanala. Keputusan ini ditentang oleh Batara Narada
selaku penasihat Batara Guru. Ia pun mengundurkan diri dan memilih membela
Arjuna.
Brama yang telah
kembali ke kahyangannya segera menyuruh Arjuna pulang ke alam dunia dengan
alasan Dresanala hendak dijadikan Batara Guru sebagai penari di kahyangan
utama. Arjuna pun menurut tanpa curiga. Setelah Arjuna pergi, Brama pun
menghajar Dresanala untuk mengeluarkan janin yang dikandungnya secara paksa.
Dresanala pun
melahirkan sebelum waktunya. Durga dan Dewasrani datang menjemputnya, sementara
Brama membuang cucunya sendiri yang baru lahir itu ke dalam kawah Candradimuka,
di Gunung Jamurdipa.
Narada diam-diam mengawasi semua kejadian tersebut. Ia pun membantu bayi Dresanala tersebut keluar dari kawah. Secara ajaib, bayi itu telah tumbuh menjadi seorang pemuda. Narada memberinya nama Wisanggeni, yang bermakna “racun api”. Hal ini dikarenakan ia lahir akibat kemarahan Brama, sang dewa penguasa api. Selain itu, api kawah Candradimuka bukannya membunuh justru menghidupkan Wisanggeni.
Atas petunjuk Narada, Wisanggeni pun membuat kekacauan di kahyangan. Tidak ada seorang pun yang mampu menangkap dan menaklukkannya, karena ia berada dalam perlindungan Sanghyang Wenang, leluhurnya.
pesan moral dalam
lakon ini antara lain adalah: -wisanggeni
di buang di kawah
candra dimuka, bukan nya mati tapi justru tumbuh menjadi pemuda
sakti dan tangguh.
kalo
di maknai secara harfiah yaitu; seorang anak yang di pisah dari orang tua nya
untuk menuntut ilmu di sebuah padepokan, perguruan maupun pesantren tanpa di
dampingi oleh kedua oarang tua nya namun tetap di bawah pengawasan orang yang
tepat dan bijaksana, di tempat sang anak belajar, ia di didik dengan disiplin
dan di tempa agar siap menjadi anak yang tangguh untuk menghadapi tuntutan
zaman yang semakin tidak karuan.
sumber: media seni budaya Indonesia
motto
- Warisan budaya nasional atau warisan budaya daerah adalah cermin tingginya peradaban bangsa.
- Melestarikan budaya nasional warisan leluhur sebagai wujud jati diri dan watak bangsa Indonesiaby : Imam Sugraha (Wonosobo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar